China punya sejarah panjang dalam pemerintahan. Dari membaca sejarahnya, dalam sistem ketata-negaraan, saya membagi sebagai berikut:
Jaman kerajaan hingga 221SM.
Jaman kekaisaran 221SM - 1911.
Jaman demokrasi (San Min Zhu Yi nya Dr. sun Yat Sen) 1911-1949,
Jaman komunis murni (era Mao) 1949-1978,
Jaman "komunis dengan ekonomi pasar terkontrol" 1979-sekarang (era Deng hingga Xi sekarang).
Jaman kerajaan, sebelum 221 SM. Dalam sistem ini ada Raja Besar (Da Wang) yang membagi wilayah kerajaannya kepada keluarga, kerabat dan orang-orang yang berjasa besar dalam kerajaannya. Mereka ini menjadi penguasa daerah dan menyebut diri sebagai Raja. Raja daerah ini boleh punya pasukan sendiri. Jaman ini sering timbul perang antar raja-raja kecil itu. Hingga akhirnya negara terpecah menjadi beberapa negara kecil. Paling parah adalah era 7 kerajaan kecil yang selalu berperang satu sama lain memperebutkan wilayah. Era 7 negara itu disebut Chuen Qiu Zhan Guo (harafiah berarti era musim semi dan gugur negara berperang).
Jaman kekaisaran, jaman ini dimulai oleh Kaisar Pertama Qin = Qin Shi Huang, 221SM-210SM, sangat singkat. Qin Shi Huang berhasil menaklukkan 6 kerajaan lain dan menyatukan seluruh China. Dia melihat sistem kerajaan adalah akar perpecahan dan keributan dimana raja-raja kecil saling berebut daerah dan kuasa, maka dia menghapus sistem pembagian wilayah (sistem raja kecil); Tulisan bahasa 7 kerajaan kecil yang berbeda menurut dia juga sumber perpecahan, maka dia membakar dan menghukum mati yang tidak mau ikut bahasa Qin=Chin (yang kemudian menjadi bahasa Mandarin sekarang) dia menjadikan bahasa Qin sebagai bahasa nasional; Menyamakan sistem ukuran jalan/timbangan dll. Dia memulai sistem kekaisaran dimana penguasa daerah tidak lagi disebut raja, melainkan semacam "gubernur" dan tidak boleh punya tentara sendiri (dalam sistem kerajaan sebelumnya, raja daerah boleh punya tentara sendiri). Sebutan China berasal dari kekaisaran Qin (Chin) ini yang penduduknya dulu disebut Qin Na.
Tidak lama setelah Qin Shi Huang meninggal, China terpecah kembali menjadi era perang Chu dan Han. Lalu Liu Bang keluar sebagai pemenang dan mendirikan kekaisaran Han dan keturunannya menganut sistem yang diwariskan Qin Shi Huang.
Saat kaisar kekaisaran Han lemah, negara kembali terpecah menjadi 3 negara, dikenal dengan era Three Kingdom (Sam Kok).
Nah, singkat kata, sejarah China mengajarkan mereka sistem dengan penguasa tunggal turun menurun punya kelemahan jika kaisar lemah, kekaisaran akan hancur.
Sistem kekaisaran runtuh pada 1911, Sun Yat Sen mendirikan Republik Tiongkok. Untuk menghindari perpecahan, Sun "menyerahkan" kekuasaan kepada jenderal dari kekaisaran Qing, Yuan Shi Khai, sebagai presiden. Namun kemudian Yuan mencoba mengembalikan sistem kekaisaran. Dia jatuh, Sun diangkat, namun Sun berumur pendek, diganti oleh Chiang Kai Sek. Pemerintahan Chiang yang korup dan lemah runtuh pada 1949 oleh Mao yang komunis. Chiang lari ke Taiwan. Sejak itu China terpecah jadi du yaitu RRT dan Taiwan.
Belajar dari itu semua, China modern membangun sistem meritokrasi lewat partai tunggal yang dikenal dengan nama partai komunis. Dalam sistem mereka seseorang tidak bisa ujug-ujug langsung timbul jadi gubernur, apalagi jadi presiden. Semua mulai dari bawah, dari anggota partai, prestasi yang membawa mereka naik. Untuk menjadi anggota Politbiro, yaitu pemimpin-pemimpin tertinggi di pusat pemerintahan, seseorang harus punya pengalaman dan prestasi sebagai gubernur di dua propinsi berbeda atau sudah berhasil memimpin dua lembaga tinggi berbeda. Dari anggota Politbiro baru bisa terpilih menjadi presiden lewat sidang di balai rakyat (anggotanya dari anggota partai yang sudah terpilih di seluruh negata).
Keputusan penting diambil bersama oleh anggota Politbiro, dengan suara akhir ditentukan presiden.
Itu sekedar sharing dari yang saya baca dan tahu tentang sistem meritokrasi di China. Walau terlihat otoriter, sesungguhnya adalah sistem meritokrasi.
Salam sejahtera, MMB
GTL, 240120-14:08WIB