Tadi pagi saya mendapat bacaan dari Australia tentang "keluhan" seorang profesor di universitas ternama terhadap sistem pengajaran online. Dia terutama mengeluh:
- Bagai mengajar tembok.
- Tidak ada interaksi.
- Tidak tahu mahasiswa/pendengar mengikuti atau tidak.
- Sulit menjelaskan kalau perlu ada peragaan tertentu.
Terhadap keluhannya, tentu mengundang banyak komentar. Ada pro and cons, ada positif ada negatif. Ada juga yang ekstrim: menyerang si profesor dengan mengatakan barangkali dia mengajar tidak menarik sehingga orang tidak datang ke kelasnya yang berlangsung hybrid. Juga ada yang mengatakan masalah biaya! Bagi yang berduit tidak masalah begitu katanya. Bagi yang tidak berduit, kan mesti bayar lebih mahal kalau datang ke kelas secara offline, minimal perlu ongkos.
Buat saya kelemahan mengajar online adalah:
- Tidak kenal peserta secara langsung, tidak ada interaksi yang bagus. Singkatnya: kurang bermasyarakat! Dalam jangka panjang pelajar/mahasiswa/peserta pelatihan akan menjadi manusia-manusia yang soliter.
- Pertanyaan via online yang diketik, tidak terdengar emosi/suara hati si penanya. Dengan kata lain, sekalipun dengan disertai emoticon, suara hati bisa disalah-artikan.
- Pengajar hanya melihat layar computer atau ruang kosong. Tidak terlihat body language pengajar ataupun yang diajar.
- Bercanda/kritik dalam acara online bisa memukul balik dan bisa berkibat negatif, karena bisa saja direkam dan tersebar keluar yang bisa diinterpretasi sebagai sesuatu yang sangat negatif bagi pendengar lain. Padahal si pengajar bermaksud positif. Jadi disini si pengajar harus super hati-hati dengan ucapannya. Akibatnya kuliah/pengajaran bisa terasa datar dan kurang menarik.
- Peserta/mahasiswa sering malu/takut bertanya terbuka di umum, lalu setelah kuliah/pembicara selesai membawakan, pendengar/mahasiswa mendatangi pembicara/dosen untuk bertanya. Ini tidak bisa terjadi secara online.
Satu hal lain, kalau mau belajar online dan gratis, di youtube banyak. Jadi tidak perlu tunggu webinar/workshop/pelatihan/kuliah gratis.
Sementara itu dulu yang terpikir. Pendapat saya itu di atas bisa saja mengundang pro and cons juga. No problem. Semua orang punya pendapat/keunggulan/kesulitan/kelemahan dan tentunya kebutuhan uang (pendapatan dan pengeluaran) masing-masing.
Salam Sejahtera, MMB
GTL, 220923 – 13:43 WIB