Menahan Penurunan Gedung dengan Perimeter Piles?

Pagi tadi ketika sedang beli bakmi Bangka untuk sarapan pagi, di WA group saya melihat gambar di atas. Gambar penambahan pondasi tiang di sekeliling gedung untuk mencegah penurunan lebih lanjut. Kepala tiang akan dihubungkan dengan pile cap menerus yang digandengkan ke mat foundation existing.  Saya langsung memberi komentar di WA sbb: "Sepintas (belum baca) solusinya terasa tidak pas".

Kemudian, ketika sambil sarapan bakmi Bangka saya membaca tulisan di berita ENR tetang penurunan Millenium Tower di SF yang mencapai 450mm ini, ini linknya:

https://www.enr.com/articles/50287-foundation-fix-to-start-next-month-on-san-franciscos-troubled-millennium-tower

Setelah membaca itu, saya semakin meragukan apakah solusi sesuai gambar bisa berhasil.

Keraguan saya terjawab ketika menonton youtube:

Wah.... Benar proyek perbaikannya dihentikan karena terjadi penurunan lebih besar kecepatannya dari sebelumnya.

Beberapa hal yang menyebabkan keraguan saya:

  1. Apa bisa dengan pile di perimeter menahan settlement? Hubungan antar raft baru yang akan menumpu di atas pile dan raft lama apakah akan kuat menahan beban? Sebab saat bangunan turun lebih lanjut maka pasti timbul tegangan yang besar di sambungan raft dan akan timbul momen area sambungan dan juga pada tiang-tiang baru.
  • Menilik pondasi tiang existing, penurunan terjadi akibat tekanan tanah di bawah gedung, bukan hanya di perimeter gedung.
  • Saat pelaksaan penambahan tiang keliling, perlu dilakukan dengan metoda boredpile full casing secara hati hati. Karena jika tanpa casing, tanah yang sudah menerima tekanan bangunan, saat tepi luarnya di bor tanpa casing, tanah tsb akan mencari pelepasan tegangan (stress relieve) lewat lubang bor dan ini akan menyebabkan banguan semakin turun.
  • Solusinya harus memperkaku daerah yang terima tegangan lebih besar. Jadi menurut saya cara yang mungkin dilakukan adalah dengan melakukan undepining secara super hati hati di bawah raft exisitng yang pastinya memang mahal. Atau bisa juga dengan teknik jet grouting secara terkontrol rapi.
  • Yang jelas apapun metodenya, pelaksanaan perbaikannya akan sangat mahal (tiang keliling yang diusulkan itu nilainya 100juta US atau setara dengan Rp. 1.45 trilliun) dan punya resiko tinggi yang harus di monitor dengan instrument dan diawasi secara ketat.

Catatan:

Suatu gedung di kawasan Jakarta Utara juga mengalami penurunan besar. Dan usaha perataan penurunannya memakan biaya yang sangat besar.

Kesimpulan:

Perbaikan selalu beresiko dan berbiaya jauh lebih besar daripada melakukan penyelidikan tanah yang benar di bawah petunjuk seorang ahli geoteknik berpengalaman plus membayar enjinir berpengalaman dalam desain dan pelaksanaan.

Istilah saya: Jangan perlakukan tanah sebagai anak tiri, karena si anak tiri bisa membalas dengan berlipat lipat.

Selamat berakhir pekan.

GTL, 210904