WEBINAR – Gratiskah, Ada Rekaman Video dan Sertifikat?

Pertanyaan yang sering terbaca saat sebelum mendaftar di webinar adalah:

  1. Apakah gratis atau berbayar?
  2. Apakah rekaman video diberikan atau diupload ke youtube?
  3. Apakah dapat sertifikat?

Jawaban tentunya bisa sangat bervariasi, namun berikut pandangan dan anjuran saya:

  • Gratis vs Berbayar

    Adalah kecenderungan semua orang untuk mendapatkan segala sesuatu secara gratis, termasuk saya. Sebelum saya lupa, ada satu hal yang kita semua dapatkan *gratis selama bertahun-tahun*, yaitu: makan gratis, sekolah gratis, bahkan mungkin kuliah gratis dan hingga nikahpun gratis!! Lok mana gratis pak? Bayar kok semuanya! Lah….. apa anda yang bayar? Apakah bukan orang tua anda yang bayar? Yang memberi semua kepada anda secara gratis? Nah, *seberapa jauh anda menghargai hal itu?* Bukankah kebanyakan dari kita tidak pernah berpikir ke arah itu kalau tidak ditanya? Terus seberapa besar usaha anda membalas kepada orang tua anda? Jika anda dihadapkan pada pilihan anak minta beli computer terbaru yang harganya mencapai  Rp. 50juta, lalu orang tua anda minta barang yang sama. Apa jawab anda? Bukankah ada kecenderungan bertanya apa papa/mama bisa pakainya? Apa perlu yang secanggih itu? Sementara kepada anak kita biasanya membelikan walau kita harus ikat pinggang untuk itu?

    Kembali kepada webinar gratis dan berbayar, pengalaman saya sejak 2007 mengadakan training tatap muka, mengatakan bahwa peserta yang dibayari perusahaan banyak yang kurang serius, seringkali peserta keluar masuk meninggalkan training dengan perbagai alasan.  Begitupun jika dikirim institusi keluar negeri ikut seminar, sejak 1990 seringkali saya melihat banyak peserta-peserta yang dikirim institusinya kurang serius. Sering terlihat mereka dating, registrasi hadir, lalu menghilang jalan-jalan, lalu waktu penutupan hadir lagi untuk ambil ataua minta sertifikat peserta / kehadiran.  Lain sekali bila si peserta merogoh koceknya sendiri. Dia akan serius. Semakin mahal biaya yang dia keluarkan dari kantongnya semakin serius dia belajar. Coba pikirkan benar tidak?

    Jadi berbayar atau tidak, bukan itu intinya. Inti yang harus anda lihat adalah: *Materi, mutu pengajar dan seberapa berarti ilmu yang bisa anda peroleh*.  Jadi bukan uang yang dibayarkan, uang yang dibayarkan itu adalah INVESTASI yang akan BERBUAH BERLIPAT-LIPATkelak bila anda bisa memetik pelajaran dari webinar/pelatihan tersebut.
  • Rekaman Video
    Jika pembicara bersedia direkam dan rekaman videonya boleh diedarkan tentunya baik. Namun tidak semua pembicara bersedia direkam dengan perbagai alasan pribadi dan perlu diingat bahwa itu juga ada semacam copy right yah. Alasan lain bisa jadi pembawa acara mengucapkan sesuatu yang “keterlepasan” yang dapat “menyinggung” atau bisa juga sesuatu yang “kurang tepat” atau “salah” atau bisa juga dipotong oleh penonton iseng di kemudian hari sehingga ilmu yang benar jika didengar lengkap bisa menjadi salah jika videonya dipotong dengan segala efek yang timbul kemudian. Buat penyelenggar webinar, bisa juga kuatir rekamannya disebar-luaskan lalu webinar berikutnya kalau diulang tidak ada lagi yang ikutan. Kita harus maklum, bagaimanapun semua orang perlu makan dan perlu penghasilan. Hargailah permintaan dan keputusan pembicara yang telah rela membagi ilmunya.

    Ah…. kan kalau ada rekaman video, yang kurang jelas bisa diulangi jadi lebih mengerti. Betul, tapi tidak perlu harus selalu merekam video. Anjuran saya, pakai cara saya waktu saya kuliah dulu.  Bagaimana itu?  *Konsentrasi, catat* (sekarang toh bisa juga di foto dengan HP), rekam suaranya. Dulu saya pakai cara demikian waktu saya kuliah di S2, saat dosen menulis di papan tulis (belum ada kamera digital dan HP pada akhir tahun 1980an). Saya catat yang penting2 dan rumus2nya. Lalu malam harinya, saya putar ulang tape recordernya dan dengarkan berulang-ulang untuk melengkapi catatan dan pengertian saya. Hasilnya? A dan yang terpenting dari itu bukan nilai A nya, tetapi pengertian akan ilmunya!!

    Nah itu cara yang saya lakukan untuk belajar.
  • Sertifikat
    Sertifikat webinar / seminar / konprensi / pelatihan, pada umumnya hanya menyatakan kehadiran peserta yang tetap diberikan sekalipun anda “kabur-kaburan” dari acara. Dan tidak menyatakan anda mengerti akan apa yang disampaikan.

    Bagi yang memerlukan sertifikat untuk keperluan jenjang jabatan akademis, atau keperluan lainnya, tentunya baik bila ada sertifikat. Namun perlu diingat *tujuan utama adalah BELAJAR dan bukan menjadi pengumpul sertifikat*. Jadi ada atau tidak ada sertifikat yang terpenting adalah *BELAJAR*

Kesimpulan: Lihat materi, dan kualitas pengajar*, Berbayar atau tidak, ada atau tidak ada video dan sertifikat yang terpenting adalah APA yang bisa DIPELAJARI.

GTL, 210821