Asalkan kita mau membuka mata dan pikiran, dimanapun kita bisa belajar geoteknik. Beberapa contoh:
- Saat berkendara lewat jembatan terasa lonjakan, mengapa?
- Saat lewat jembatan layang, pilar jembatan, bagaimana pondasinya?
- Saat melihat gedung menjulang tinggi, apa sistem pondasinya?
- Saat melihat ada retakan di tangga gerbang masuk mal atau gedung, kok bisa retak?
- Saat melintas di proyek jalan, ada galian, ada stratigrafi tanah atau batuan yang bisa dipelajari.
- Saat melihat galian proyek, ada dinding secant pile, mengapa tidak pakai sheetpile, soldier pile atau dinding diafragma. Bagaimana menghitungnya?
- Melihat galian dalam, ada dewatering gak? Berapa sumurnya? 8? kok 8 mengapa tidak 6 atau 10? Dimana letak sumurnya? Kalau di luar galian atau di dalam galaian apa bedanya? Kalau saya disuruh hitung bisa gak? Bagaimana hiting dampak lingkungannya?
- Saat lihat mesin bored pile, kok pakai bor, kenapa tak pakai pancang?
- ...... dan banyak lagi.
Selama kita mau bertanya pada diri sendiri, memeriksa diri sendiri seberapa tahu kita,... lalu mencari tahu dengan membaca, tanam modal waktu dan uang, beli buku, ikut pelatihan bermutu, berpikir kritis dan tidak selalu cari gratis dan murah, maka 10 ribu jam kemudian niscaya kita akan jadi ahli.
Salam Geoteknik, MMB
GTL, 230902-10:14WIB