Hal ini perlu dilihat dari sejarah pembentukan clay shale itu sendiri.
Clay shale terbentuk dari endapan tanah lempung selapis demi selapis, layaknya kue lapis. Tiap lapis terbentuk dari endapan butiran tanah lempung selama ratusan bahkan ribuan tahun. Lama-lama karena proses geologi lapisan lempung "kue lapis" itu tertimbun dalam-dalam. Nah karena tekanan besar di atasnya selama ribuan bahkan bisa jutaan tahun, endapan lempung kue lapis tersebut mengeras dan terbentuklah lapisan tanah membatu yang kita sebut lempung batu atau clay shale yang kalau tidak terekspos udara luar mempunyai nilai SPT > 60.
Juga karena proses geologi (tektonik) lapisan clay shale ini terdorong naik ke dekat permukaan, proses penggalian akan menyebabkan clay shale ini terekspos ke permukaan. Karena kehilangan tekanan tanah di atasnya (overburden pressure) atau tekanan horiontalnya (horizontal earth pressure), lapisan "kue lapis" tadi akan mulai sedikit merekah di antara lapisan-lapisannya. Mineral Clay shale ini berupa smectite atau montmorillonite yang bersifat mudah mengikat air.
Akibat kehilangan tekanan dan sifat mudah mengikat air ini. Perubahan panas dimana siang panas dan malam dingin akan ada pengembunan udara dan pengeringan tetesan air embun di antara rekahan lapisan "kue lapis" clay shale. Hal ini mempercepat proses pelapukan (deteorisasi) lapisan "kue lapis" lempung dan clay shale akan kehilangan kuat gesernya, yaitu: kohesi (c') dan sudut geser dalam (phi') secara cepat dan drastis. Biasanya hal ini dapat terjadi dalam hitungan satu dua minggu saja. Kehilangan kuat geser ini akan membawanya pada keruntuhan.
Produk deterorisasi di atas itu menjadikan clay shale yang tadinya merupakan batuan berubah menjadi lempung berserpih yang mudah sekali dihancurkan/dikupas dengan tangan.
Jadi cara pembangunan di clay shale bagaimana? Satu cara adalah sedapat mungkin kurangi waktu terekspos clay shale terhadap udara luar.
Demikian sedikit catatan tentang clay shale.
Salam Geoteknik, MMB
GTL, 230302-00:14YVR