Saat kejadian 911 saya sedang mandi, lalu tiba2 HP Nokia saya berdering terus menerus. Saat itu saya sedang sendirian di rumah, karena anak-anak sekolah di LN dan istri menemani mereka, saya kebetulan sedang pulang Jakarta. Karena berdering terus menerus keluarlah saya angkat telpon, ternyata dari teman SMA bernama LKS, saya bilang saya sedang mandi, ntar 10 menit lagi saya telpon balik.
Sang teman bilang: "Jangan tutup HP, loe keluar buruan, telanjang juga gak apa, gawat, nyalain dan lihat TV, bakalan perang nih."
Saya mengikuti sarannya keluar kamar mandi walau badan masih bersabun, hanya berbalut handuk, menyalakan TV, melihat WTC pertama sedang terbakar, tak lama kemudian lihat pesawat kedua menabrak satunya lagi.
Lalu saya bilang sama sang teman yang masih tetap telponan: "Roboh deh gedung itu.".
"Dari mana loe tahu?" begitu tanya dia.
Saya bilang: "Karena saya pernah mempelajari konstruksi gedung-gedung tinggi yang mana saya sangat tertarik mempelajari sistem konstruksi dan pondasinya. Saya punya bukunya. Dan kebetulan saya pernah baca tentang WTC.
Konstruksi WTC itu dari baja, ditabrak pesawat yang pasti penuh bahan bakar, karena si teroris gak mungkin nabrak dengan bahan bakar pesawat yang hampir mendarat, pasti pesawat yang baru take off dan penuh bahan bakar avtur. Panasnya pasti akan melelehkan baja."
Terus saya lanjutkan ke dia sambil tetap menyaksikan TV yang siaran langsung. Begini kira-kira perbincangan kami:
Mengapa dia tabrak di kira2 1/3 tinggi dari puncak gedung? Itu pasti si teroris punya dua hal hebat.
Pertama: Mengapa dia bisa naik pesawat tanpa ketahuan? Saya bilang saya belajar bela diri dari umur 14. Saya yakin pasti si teroris sudah berlatih bela diri. Lalu pasti dia bawa cutter. Cutter di tangan seorang ahli bela diri akan menjadi senjata yang sangat ampuh.
"Kok loe tahu dia bisa bawa cutter tanpa ketahuan detector?"
Saya bilang: "Gua sering bawa cutter di kantong, sejak gua sekolah sipil dan sering potong kertas gambar (Jaman saya kuliah 79-84, cutter menjadi bagian dari kehidupan anak sipil dan anak arsitek, maklum belum ada komputer secanggih sekarang ini). Sejak itu gua kemana-mana selalu bawa cutter berbentuk tipis di kantong, dan sering banget naik pesawat dengan cutter di katong dan pisau swiss army berbentuk kartu nama di dompet, karena dua alat itu berguna banget kalau sedang ke luar kota dan ke proyek."
"Si teroris pasti sudah tahu kalau dia malakukan jibaku seperti pilot2 Jepang saat PD2. Sudah tahu dalam tugas menghancurkan gedung dan berarti bunuh diri. Dan itu berarti harus bertindak kejam dan tidak kepalang tanggung. Pasti dia masuk kokpit lalu langsung gorok leher pilot, ko pilot dan navigator di kokpit dengan cutter."
(Tadi baru saja dapat link di bawah ini yang merupakan laporan pramugrari American 11 Betty Ong ke ATC bahwa dua orang awak ditusuk, satu mati dan satu krisis. http://archive.nytimes.com/www.nytimes.com/interactive/2011/09/08/nyregion/911-tapes.html?_r=0 )
Kedua: "Mengapa loe bilang tuh gedung bisa roboh." Saya bilang itu pasti sudah diperhitungkan oleh orang yang merancang serangan. Pasti dia punya ahli struktur yang mempelajari struktur gedung. Gedung mengapa dihantam di posisi 2/3, karena pertama, saat ditumbuk akan timbul gaya horizontal besar terhadap gedung, dan menimbulkan momen terhadap gedung, yang akan melemahkan konstruksinya. Karena si gedung tidak pernah dirancang terhadp benturan seperti itu. Kedua panas api akan melelehkan kolom-kolom baja di lantai yang di tabrak. Dan itu akan berakibat roboh level itu, dan berat 1/3 gedung akan jatuh menumbuk lantai di bawahnya. Kombinasi itu semua akan merobohkan si gedung.".
Setelah itu kita tahu semua bahwa kedua gedung roboh habis.
Lalu dilanjut serbuan US ke Irak dan Afghanistan. Dan 31 Agt 2021. 20 tahun setelah 2001, US meninggalkan Afghanistan yang porak poranda. Irak juga kita tahu sampai saat ini masih tidak aman dan belum bisa bangkit dari kehancuran.
Itu sekedar sharing di sore hari ini.
Salam Geoteknik,
GTL 210911