Pelayanan Rumah Sakit yang Lambat dan kurang / tidak profesional

Pelayanan rumah sakit di kita sini, sekalipun di ICU sering super lambat, dengan akibat nyawa bisa melayang.

Birokrasi takut gak dibayar.

Dokter spesialist praktek diperbagai tempat sehingga pasien kritis harus menunggu mereka.

Banyak juga yg tidak (kurang) profesional.

Agaknya sering lupa dari sumpah keperawatan dan kedokteran mereka.

Adikku yg kena serangan jantung, baru meninggal, datang masih segar, hajya sakit di dada. Sepertinya juga  kena “percobaan dokter Jantung” di RS, kateter untuk pasang ring dari tangan tak berhasil, pindah ke paha kanan, tidak berhasil juga! Eh si dokter ulang lagi, pindah ke paha kiri, gagal lagi. Proses 3 kali itu tanpa memberi tahu kami yang berjaga di luar. Padahal setahu saya dan info dokter lain bila sudah tidak tembus jangan ulangi lagi.

Di RS yg sama juga kata adikku sebelum kondisinya menurun drastis kondisinya terjadi salah suntik di selang infus dobutamin (katanyanitu obat penaik tekanan darah) yang seharusnya tak boleh dicampur suntikan lain, disuntik via selang yg sama oleh perawat yang kata si perawat sudah biasa dan gak apa apa, nyatanya setelah disuntik satu ampil obat lambung, jantungnya berdebar debar dan dia merasa tak enak lagi, lalu setelah itu masuk ICU lagi.

Karena kondisi menurun aku minta pindah ke Harapan Kita, tetapi tak bisa karena ICU Harkit katanya penuh. Lalu aku pindahkan ke RS swasta.

Di RS lain itu, ditemukan bilik jantung berlubang sehingga darah kotor dan bersih bercampur. Untuk membantu jantung malam itu  direncanakan pasang IABP (intra aorta baloon pump) jam 6 pagi hari berikutnya, nyatanya entah kenapa baru terpasang jam 9 malam. Kemungkinan karena dokter yang bisa pasang praktek ke lain tempat dulu. Setelah terpasang, saat di rontgen katanya posisi kurang optimal, dokter ICU mengatakan setelah dokter jantung selesai tindakan pasien lain malam itu akan digeser posisi IABP agar optimal, ternyata baru dikerjakan malam berikutnya.

Minta ijin cuci darah, aku setujui jam 16 sore, eh baru dikerjakan tengah malam 00:50.

Padahal itu di ICU RS mahal.

Akhirnya adikku meninggal 10.10.24

setelah 12 hari di ICU dari segar hingga meninggal!! Mengesalkan!!!

Itulah mengapa banyak orang kita memilih berobat ke Malaysia dan Singapore

Alat bisa saja lengkap dan modern, namun dokter praktek di lebih dari satu RS, akibatnya pasien kritis telat dan tertunda penangannnya, ditambah tenaga medis yang masih kurang profesional. Mungkin karena setiap hari melihat orang menderita sakit dan meninggal sudah biasa, sehingga mereka “kebal”?

Kapan RS di kita sini bisa sekelas di Malaysia dan Singapore??? 😣

Apakah Jokowi masih mau berucap “heran mengapa orang kita banyak berobat ke luar negeri?”

Salam Sehat,
GTL, 241116-22:50WIB