Masa kecil keliling, .....
Minta duit kepada yang bisa diminta, sering karena diajari orang tuanya.
Dilakukan saat ada kesempatan, ke rumah-rumah saat ada perayaan tertentu, bahkan juga minta uang di makam.
Masa remaja, .....
Jadilah kebiasaan MENADAHKAN TANGAN
Diberi, keenakan,
Lanjut MALAS BELAJAR,
Enakan main-main,
Mau duit tinggal menadahkan tangan
Bahkan masih berseragam, tawuran!
Setelah Dewasa, ....
berlanjut ke MEMBERI SINYAL ...
dapat uang "jasa".
Enak kok yah.....
Lanjut lagi ke JUAL TANDA TANGAN
eh.... dapat lebih gede.
Kok gampang amat ya cari duit!!
Orang yang diberi sinyal?
Mulai dari bikin SIM, berlanjut lah
Pakai "Jasa" atau biro "Jasa"
Biar jalan jadi "mulus dan licin"
Orang yang beli tanda-tangan?
Ups, terpaksa?
Betul, di awal.
Lama-lama?
Enak juga kok ya.
Semua jadi "cepat" dan "mulus"
Jadi deh kebiasaan.
Bisnis jadi lancar dengan "pelicin"
"Pelicin" ke yang jual tanda-tangan.
"Pelicin" buat ijin.
"Ijin" ini itu bisa ada asal ada "Pelicin".
Kok, sedap amat yah??
Baju bisa bermerek
Tas bisa branded
Mobil bisa kelas atas
Rumah mewah, bak istana.
Kebiasaan jelekkah?
Ah enggak.
Itu sudah NORMAL
Sudah layak
Bagi-bagi rejeki kok
Dosa?
Ah enggak,
Bagi-bagi kan
Kan jadi ada lapangan kerja
Kan menghidupi orang banyak
Kan kami sudah menyumbang kok
Ke rumah ibadah juga sudah
Sumbang sana sini juga sudah kok
Dimana dosa-nya??
Weleh.... weleh....weleh....
Menadahkan tangan
Jadi Kaya raya dan enak
Ampunnnnn,....
Salam Sejahtera, MMB
GTL, 240504-12:53WIB