Multistage triaxial test BUKAN TIDAK BOLEH dilakukan. Namun HANYA BOLEH kalau TERPAKSA.
Terpaksa pengertiannya JIKA DAN HANYA JIKA tidak ada lagi sampel yang bisa di test.
Artinya kalau mau test dengan yang seharusnya, yaitu 3 sampel yang diuji dengan sigma 3 yang berbeda, maka harus ambil UDS lagi, sementara tidak ada lagi biaya dan waktu untuk test. Mungkin karena terhambat satu dan lain hal, misalnya karena owner tidak lagi bersedia mengeluarkan biaya untuk itu.
Nah dalam situasi terpaksa seperti ini, dari pada tidak ada yang bisa di test, kadang TERPAKSA dilakukan multistage triaxial CU.
Pertanyaannya adalah: Bagaimana cara melakukan yang benar? Mana yang harus dilakukan dari 3 pilihan ini?
- Sampel dijenuhkan (saturasi sampai parameter tegangan air pori B mendekati 1), lalu dikonsolidasikan dengan sigma 3 level pertama, tutup keran drainase, berikan beban axial (tegangan deviatorik) sampai keruntuhan terjadi. Lalu sampel dibentuk ulang, saturasi ulang, konsolidasikan dengan sigma 3 level kedua, tutup keran drainase dan berikan beban axial sampai keruntuhan berikut, dan begitu juga dengan test ke level 3?
- Sampel dijenuhkan (saturasi), lalu dikonsolidasikan dengan sigma 3 level pertama, tutup keran drainase, berikan beban axial (tegangan deviatorik) sampai keruntuhan terjadi. Lalu tanpa mengeluarkan sampel dari alat triaxial lakukan saturasi ulang, konsolidasikan dengan sigma 3 level kedua, tutup keran drainase dan berikan beban axial sampai keruntuhan berikut, dan begitu juga dengan test level ke 3?
- Sampel dijenuhkan (saturasi), lalu lalu dikonsolidasikan dengan sigma 3 tertentu, tutup keran drainase, berikan beban axial (tegangan deviatorik) sampai “sedikit” melewati yield point dan jangan sampai mencapai keruntuhan atau peak strength, lalu tanpa mengeluarkan sampel dari alat triaxial, nol-kan tegangan deviatoric, dengan back-pressure tetap, naikkan sigma 3 ke level kedua dan jaga agar sampel tetap tersaturasi dengan selalu men-cek nilai parameter B mendekati satu, konsolidasikan, tutup keran drainase dan berikan beban axial sampai “sedikit” melewati yield point dan jangan sampai mencapai peak strength, lalu ulangi untuk test ke level ketiga seperti proses saat level kedua.
Prosedur pertama jelas salah, itu bukan proses multistage, sampel yang dibentuk ulang bukan lagi sampel undisturbed (bukan lagi contoh tanah tak terganggu). Nilai c’ dan phi’ yang didapatkan sudah pasti tidak representatif untuk kondisi lapangan.
Prosedur kedua juga salah, karena kalua sampel sudah melewati peak strength artinya sampel sudah “runtuh”. Sudah terjadi kerusakan structural pada tanah. Nilai c’ dan phi’ yang didapatkan juga tidak representatif untuk kondisi lapangan.
Prosedur ketiga adalah prosedur yang “benar”. Saya memakai kata benar dalam tanda petik karena juga tidak akan sebaik parameter yang didapatkan dengan menggunakan prosedur yang seharusnya, yaitu menggunakan tiga sampel yang identik.
Kurva tegangan-regangan (stress-strain curve) yang didapatkan dari multistage CU yang representatif harus mirip dengan kurva tipikal di bawah ini.
Catatan:
- Prosedur yang disebutkan di atas adalah prosedur secara garis besar, untuk detail prosedur di laboratorium harus Mempelajari cara test yang benar dengan detail.
- Prosedur test tanah di laboratorium yang benar saya bahas secara mendetail dalam pelatihan Test Laboratorium Mekanika Tanah (Soil laboratory testing).
- Tidak boleh melakukan rekayasa alias modifikasi pada data uji geoteknik apapun juga, baik itu uji lapangan ataupun uji laboratorium.
- Tugas Lembaga testing adalah melakukan test dengan benar dan menyajikan data apa adanya tanpa melakukan modifikasi. Bila data salah atau menyalahi teori harus lakukan test ulang. Apabila tetap tidak sesuai teori yang ada, maka harus benar-benar meneliti apakah tidak ada yang salah pada prosedur test.
Salam Geoteknik, MMB (Mari Maju Bersama),
Gouw, 240913-21:49SG