Beda Dosen di SG

Dua universitas di negeri Singapura masuk peringkat 15 besar dunia berdasarkan kriteria QS ranking tahun ini.

Kok bisa negara kota singa (yang tanpa singa), yang bahkan lebih kecil dari Jakarta, yang kadang disindir dengan sebutan The Little red dot alias si titik merah kecil bisa mencapai prestasi itu hanya dalam waktu 20 tahunan? Padahal di tahun 1990an belumlah top dan masih kalah dengan Asian Institute of Technology di Bangkok.

Dari pengalaman saya yang sempat hidup disana selama 15 tahun, dari pergaulan dengan beberapa dosen dan alumni NUS & NTU, serta dari perbagai informasi, ada beberapa hal yang dapat dicatat, diantaranya:

Pertama, dimulai dari kepemimpinan yang kuat dan berkomitmen tinggi:

  1. Visi dan misi Lee Kuan YEW (LKY) yang ingin menjadikan Singapore sebagai pusat pendidikan, pusat keuangan, pusat kesehatan berkelas dunia minimal di Asia Tenggara.
  2. Misi dan visi itu dijalankan benar-benar oleh pengganti-penggantinya secara konsisten
  3. Ada alokasi dana yang jelas dan terarah untuk memajukan pendidikan dengan kontrol ketat tanpa bocor dan tidak terbuang sia-sia.

Kedua, di kampus dijalankan dengan sistematik yang terkontrol baik:

  1. Sistem rekrutmen dosen yang kuat.
  2. Honor dosen yang setara dengan manajer dan pemimpin perusahaan bisnis di dunia swasta. LKY dalam suatu interview mengatakan: Anda pemimpin perusahaan/dokter/lawyer dll itu juga atas jasa guru dan dosen, karena itu guru dan dosen sangat pantas mendapat honor bagus.
  3. Silabus disusun dengan mempelajari silabus universitas tingkat dunia dan disesuaikan dengan keperluan dan jaman. Disusun oleh orang-orang berkualitas di bidangnya dan dikaji  oleh orang dari universitas top lain.
  4. Dosen wajib disiplin di kampus, tidak melanggar jam kerja.
  5. Dosen wajib meningkatkan kemampuan dan menghasilkan riset dan karya ilmiah bermutu bersama murid-muridnya.
  6. Penyediaan perpustakaan selengkapnya mungkin dari buku hingga Journal berkelas.
  7. Menyediakan laboratorium selengkapnya mungkin.
  8. Rekrutmen  mahasiswa yang berbakat baik. Terbuka untuk darinegaramanapun tentu dengan prioritas warga sendiri.
  9. Fasilitas belajar mengajar yang baik dan bersuasana edukasi.
  10. Disiplin tinggi para pendidik dan pejabat kampus.
  11. Plus faktor lain, misalnya dosen tamu dari dunia praktisi. Dalam hal ini saya pernah dua kali diberi kesempatan memberi seminar.

Nah, dalam pengamatan saya di negeri kita ada hal-hal yang sangat terkait dengan disiplin dan komitmen para pendidik, diantaranya:

  1. Ada dosen yang dalam mengajar bagus, bahkan bisa sangat bagus, namun super sibuk mroyek di luar kampus. Akibatnya tidak punya waktu untuk bikin bahan mengajar yang baik. Bahan presentasi proyek jadi bahan ajar. Jadi kurang konten teorinya. Praktek memang penting tetapi di kampus harus lebih banyak konten teori. Mungkin teori 80-85%, praktek 15-20%. Terutama di S2 dan S3 yah. Mengapa? Karena waktu belajar di kampus S2-S3 hanya 2-5 tahun itupun di kita sangat jarang yang betul-betul si mahasiswa100% belajar. Sedangkan praktek setelah lulus praktis bisa belajar seumur hidup. Dan juga setelah lulus berapa persen dari para lulusan yang masih suka baca buku dan makalah bermutu?
  2. Sering tidak disiplin di jadwal mengajar. Lebih mementingkan proyek di luar. Jam mengajar jadi sering digeser dari jadwal yang ditentukan kampus. Apalagi di jaman online sekarang ini, sebenarnya tidak harus melanggar waktu mengajar ya asal si dosen berkomitmen kuat bahwa dia adalah dosen.
  3. Ada yang tidak kompeten dalam mengajar. Sang dosen sendiri kurang menguasai materi.
  4. Ada dosen yang kurang mengikuti perkembangan pengetahuan.

Hal lain, anggaran pemerintah di dunia pendidikan kita sebenarnya sudah cukup besar, namun alokasi dana kurang dipelajari agar tepat guna. Disamping juga kita sering dengar banyak kebocoran disana sini.

Semoga ke depan ada pemimpin negara yang benar-benar berkomitmen tinggi untuk memajukan warga negaranya dalam dunia pendidikan, dan tentu saja menjalankan dan mengawal ketat buk hanya slogan, sehingga menghasilkan manusia Indonesia yang bermutu, berkualitas dan bermoral tinggi seperti yang tertulis dalam UUD45.

Semoga....

Salam Sejahtera, MMB (Mari Maju Bersama)
GTL, 240613-21:16WIB