Visi dan Misi Negara

Pagi ini ada diskusi seru mengapa subway di NY dan SF jorok dan kuno.

Katanya penemu kereta api cepat itu adalah James Powel dan Gordon Danby. Prototype sudah dibuat sejak 1960. Jadi bukan Jepang, Jerman atau China penemunya.

Lalu kenapa KA cepat gak dibangun di US. Kenapa subway kuno dan jorok? Tidak sesuai dengan image Amerika sebagai super power.

Katanya karena rakyat kelas menengah tak suka naik subway, kalaupun ada yg naik karena terpaksa. Dan juga kalau antar kota lebih senang pesawat.

Karena kelas menengah tak mau pakai jadi harus disubsidi. Kalau dipermodern makan biaya besar dan makan biaya pembayar pajak. Prinsipnya katanya user tax, jadi siapa yang pakai dia yang bayar. Jadi karena kelas bawah hampir tak bayar pajak, ya susah alias tak ada budget (atau gak mau?) untuk modernisasi.

Lalu juga katanya di negara sosialis atau komunis rakyat kelas bawah dibikin senang supaya gak berontak. Kalau di US rakyat kelas bawah kehilangan suara karena mereka disubsidi habis-habisan.

Saya jadi berpikir:

Apa bukan karena politisi Amerika dan pemerintah federal Amerika terlalu sibuk ngurusin negara lain? Demi kepentingan segelintir orang-orang super kaya disana? Yang bisa "menyetir" politisi dan orang-orang pemerintah dari belakang layar?

Karena terlalu "kepo" itu maka jadi kehilangan visi dan misi mereka? Kehilangan sikap idealis para pendiri negara mereka, kehilangan idealis George Washington, Benjamin Franklin? Sepertinya kok negaranya belakangan lebih disetir oleh tangan-tangan tak terlihat demi duit? Tidak mustahil Abraham Lincoln dibunuh karena pesanan pebisnis karena dia membebaskan perbudakan. Tidak mustahil juga kalau John F Kenedy dibunuh karena dia idealis mau bantu Indonesia jaman Soekarno tanpa syarat harus masuk pebisnis Amerika. Kita tahu sesudah Soekarno jatuh berdatangan banyak perusahaan-perusahaan Amerika.

Bukankah negara adalah jembatan antara si kaya dan si miskin? Negara sebagai penyalur pajak yang dipungut dari si kaya untuk membangun fasilitas negara tidak hanya untuk si kaya, melainkan terutama untuk melindungi dan mengangkat rakyat miskin dan rakyat kelas bawah agar merekapun bisa terangkat dari kemiskinan dan keterbelakangan?

Jadi kalau dikatakan negara sosialis dan komunis dibikin senang agar rakyat tidak berontak, saya sih tidak setuju total! Karena itu tugas negara. Tugas pemerintah membangun untuk semua dan bukan untuk orang kaya dan pembayar pajak saja!!

By the way, China dan Rusia, nama partainya saja komunis, tapi dalam keseharian ekonomi mereka bukan lagi komunis. Eksperimen komunis nya Mao dari China, Lenin dan Stalin dari Uni Soviet sudah gagal total karena itu Utopia. Pendapat saya, mereka itu kini menganut Meritokrasi.

Oh iya, Lee Kuan Yew berkata pemimpin tak perlu populer, tetapi harus mampu mensejahterakan rakyatnya.

Satu lagi sebagai penutup: Lee Kuan Yew (LKY) dalam menjalankan misinya untuk menyediakan perumahan membangun apartemen, itupun awalnya tak ada yang mau tinggal, yang naik lift malah babi dan bebek. Lama-lama dengan aturan dan dengan penyediaan lahan dan perumahan, toh bisa terlaksana. Itu semua tertulis dalam biografi LKY.

Deng Xiao Ping bapak pelopor modernisasi China, cukup rendah hati dengan bersedia datang ke Singapore dan belajar juga dari cara cara LKY dalam membangun Singapore (ada dalam buku Deng and the transformation of China).

Amerika!? Barangkali terlalu inward looking, merasa terlalu hebat untuk belajar dari luar. Apalagi belajar dari LKY yang negaranya bahkan kurang dari setitik di peta (?). China jaman Ming dan Jaman Qian Long dari dinasti Qing juga terlalu percaya diri (untuk tidak mengatakn sombong) sehingga menutup China yang di masa mereka memang super power! Akhirnya? China jatuh selama 200 tahunan dan diinjak-injak Jepang dan negara Barat sampai Sahnghadi dibagi bagi seenak asing, Hong kong diambil Inggris dan Makau diambil Portugis.

Sejarah membuktikan siapa merasa super dia akan tumbang pada waktunya.

Ok, maaf jika tak berkenan. Kerja dulu yah.

Selamat pagi,

GTL, 220404 (2)