Cersil dan Latihan Beladiri

Dari pagi di group WA kita ramai dengan obrolan soal cerita silat. Memang asyik baca cersil (cerita silat) ya. Bacaan di kala kita masih remaja. Remaja jadul kata anak jaman now.

Dulu di masa SMP dan SMA saya suka sekali membaca cersil Kho Ping Hoo, komik Si Buta dai Goa Hantu, Panji Tengkorak, Walet Merah, Si Tolol, Jaka Sembung.

Di awal SMP, sempat berhemat untuk membeli komiknya, mulai beli satu, lalu disewakan, mula-mula ke teman-teman, lalu setelah buku nya cukup lumayan, saya buka persewaan. Baru kira-kita seminggu dua, ada yang borong sewa, wuahh..... senang benar... bisa beli baru lagi. Tapi itu hanya senang sesaat, buku yang disewa tak kunjung kembali. Lenyap tak berbekas ditilep si penyewa. Nangis bombai deh.... Gulung tikar!!

Saya yang memang sangat tertarik dengan ilmu bela diri, setelah itu menghemat untuk belajar kungfu. Saya belajar lalu mengajar, teman-teman sepakat urunan uang, dan karena uang hanya cukup untuk satu orang yang pergi belajar, saya yang diutus belajar, lalu setiap hari mengajari mereka apa yang saya peroleh di perguruan kungfu.

1974, saat mulai belajar, saya menjadi yang paling bodoh, sama murid perempuan saja kena pukul berkali-kali.

Dengan menghemat uang jajan dan menjadi kenek angkutan penumpang, saya kemudian belajar dari dua perguruan kungfu, plus Karate Kei Shin Kan. Kenyang mendapat pukulan setiap fight. Saya bangun pagi antara jam 3.30-jam 4.00, latihan nafas, pukulan dan tendangan hingga jam 5.30, itu saya lakukan setiap hari, lalu 2-3 hari sekali dilanjutkan lari ke sekolah sejauh kira2 8 km, pulang sekolah jalan kaki. Sore hari ke tempat latihan kungfu atau karate. Malam hari sebelum naik ranjang, push up, menendang, memukul, masing-masing 50 kali sebelum pergi tidur.  Saat memukul dan menendang, memasang lilin di depan, berupaya mematikan lilin dengan angin tendangan dan pukulan.

Nah soal ginkang, soal lari dengan membawa beban, juga saya lakukan. Pergelangan kaki diikat kantung pasir lalu lari. Kalau hujan, buka baju, telanjang kaki dan dada, lari dari Palmerah Utara ke arah Stadion Utama Senayan, memutar disana, lalu ke arah TVRI, masuk jalan Gatot Subroto, melewati Gedung DPR, Slipi baru pulang.

Di rumah latihan meloncat ke atas meja, kebetulan ada meja setinggi dada.

Dua tahun kemudian, 1976 sempat menjadi juara karate Kei Shin Kan se DKI untuk Kata. Tiga-empat thaun kemudian dari yang paling bego di perguruan kungfu sempat menjadi 7 terpilih, ranking dua di perguruan.

Dua tahun kemudian, 1976 sempat menjadi juara karate Kei Shin Kan se DKI untuk Kata. Tiga-empat thaun kemudian dari yang paling bego di perguruan kungfu sempat menjadi 7 terpilih, ranking dua di perguruan. 

1979 sempat ditawari sang guru untuk tinggal bersamanya dengan janji akan diturunkan semua ilmunya termasuk ilmu pengobatan traditional Sinshe. Tapi saya menolak karena tidak mau jadi "tukang pukul". Saya mau menjadi ilmuwan, jadi memilih kuliah ke Unpar.

Sejak itu walau tetap berlatih, intensitas latihan saya praktis menurun banyak.

Setelah lulus dari Unpar 1985 akhir, di awal1986 saya diundang masuk lagi perguruan bersama beberapa teman lama. Disitu saya bertarung melawan anak sang guru yang lebih muda 9 tahun dari saya. Upsss... sebentar saja saya kalah dari dia. Saya "protes" ke sang guru: "Kok saya sebentar saja kalah sih?"

Dijawab sang guru: "Loe salah sendiri, gua mau turunin ilmu gua ke loe, loe malah ke Bandung!"

Nah, saya juga suka sekali nonton film kungfu, ada beberapa film yang saya nonton hingga 4-5 kali demi mempelajari gerak bela dirinya.

Membaca cersil Kho Ping Ho memang asyik berimajinasi. Dari membaca buku-buku silat Jin Yong saya jadi bisa bahasa Mandarin.

Hobby berlatih kungfu saya jalani hingga sekarang. Saya senang dengan teknik dan keindahan geraknya antara perlahan lalu cepat, cepat lalu pelan, Namun hanya pernah sekali berantem di jalanan. Dan sudah 25 tahun tidak pernah fight. Hanya berlatih sendiri. Badan memang terasa lebih fit dari teman teman seusia. Dan bersyukur sejak berlatih kungfu saya praktis tidak pernah terbaring sakit di ranjang, padahal dulu 1970-1974 sempat disuntik sampai puluhan kali.

Jadi ada empat manfaat yang saya dapat dari baca cersil, berlatih dan nonton film kungfu:

  1. Hiburan
  2. Bisa Mandarin
  3. Badan lebih fit
  4. Menahan diri

Begitu sekedar flashback saya malam ini.

Salam Sehat Selalu, MMB,

GTL, 230228-21:14

(ups 2 bulan sudah 2023 berlalu)