Tanah Jangan dijadikan Anak Tiri.

Jangan pernah meng-anak-tiri-kan Tanah , karena sang anak tiri akan membalas dengan berlipat-lipat.

Yang dimaksud adalah jangan pernah menyepelekan soil investigation dan jangan mengabaikan geotechnical engineer dalam merancang sesuatu yang "menyerempet" bahaya.

Pakailah geotechnical engineer yang mumpuni dari awal, biar sang geotechnical engineer yang memilih test tanah yang diperlukan, dan bukan ditawar-tawar. Ingat: ada harga ada barang. Anda-anda yang berprofesi sebagai developer, tentunya tahu harganya uang. Dan tentunya tahu tidak selamanya anda bisa bayar murah. Murah Cepat dan Bagus tidak bisa ada tiga-tiganya dalam waktu bersamaan, kecuali anda super-super beruntung (super hok-khi kata bahasa sananya, dan hok-khi ada batasnya).

Bangunan di tepi tebing adalah bangunan yang "bermain mata" dengan "maut" buat sang bangunan dan buat penghuninya. Juga tentunya buat pemiliknya.

Duit buat soil test yang tepat dan bagus, buat bayar qualified geotechnical engineer, dan buat bayar kontraktor pondasi yang handal, tidak seberapa dibanding degan keamanan bangunan, sedapnya mata, dan kenyamanan penghuni.

Developer kan tidak harus selalu untung di satu bangunan yang terdiri dari sebuah atau beberapa kompleks bangunan. Bisa jadi di satu bangunan hanya break-even, atau sedikit merugo karena kebetulan sang tanah minta duit lebih untuk "perawatan"nya.  Tetapi manfaatnya/untungnya kan dari tempat lain yang utama. Dan yang di lereng2 itu kan ada pesona daya tariknya, karena pemandangan di area lereng umumnya bagus.

Dan yang terpenting bagi developer, jangan lupa anda cari UNTUNG besar dari TANAH. Jadi jangan jadikan tanah anak tiri saat dia butuh uang lebih dari kantong anda!!!

Sekali anda berhemat uang tanah dan uang ahli geotek, anda akan melakukan kedua kali, dua kali berhasil, akan ada yang ketiga dst.......

Sampai suatu hari sang tanah akan "menabok" anda.

GTL, 200127