Soal pancang tidak boleh berhenti sebelum mencapai target, apakah benar?
Secara umum pondasi tiang dipakai karena kita mau menyalurkan beban struktur atas melalui tanah lunak ke tanah keras, agar daya dukung pondasi tiang cukup dan struktur tidak mengalami penurunan melebihi toleransi.
Karena itu umumnya tiang pancang dipancang melalui tanah yang relatif lunak (artinya tanah yang pasir lepas atau lempung normally consolidated) dengan keberadaan muka air tanah. Jika itu yang dihadapi, maka memang tidak boleh berhenti. Mengapa? Karena di tanah yang jenuh air, saat kita memancang timbul tegangan air pori berlebih yang melemahkan kuat geser tanah. Jika berhenti memancang dan tertunda cukup lama, tegangan air pori berlebih terdisipasi, dan tegangan efektif tanah akan meningkat, akibatnya kuat geser tanah bertambah. Maka saat dipancang kembali setelah tertunda, akan diperlukan gaya pancang yang lebih besar dari semula. Ini dapat berakibat tiang menjadi tidak dapat masuk kembali, atau kepala tiang menjadi pecah.
Namun hal ini tidak selalu demikian. Di kasus mana yang tidak begitu? Di kasus kalau kita mau menembus lapisan keras yang relatif tipis (yang sering disebut sebagai lapisan lensa itu), yang kita tidak inginkan jadi "tempat duduk" atau bearing layer tiang kita.
Nah, kalau kita menjumpai tanah keras berupa pasir padat atau berupa tanah highly Overconsolidated, maka perilaku si tanah adalah saat kena beban pancang, yang timbul adalah tegangan air pori negatif! Ada efek dilasi (dilatancy effect) disini. Hal ini berarti kuat geser tanah akan meningkat saat menerima beban dinamik tiang pancang. Akibatnya tiang sulit menembus lapisan keras yang tipis tersebut!
Lalu bagaimana jika kita tunggu? Kita biarkan selama 12 jam misalnya, lalu besok kita pukul kembali? Dalam hal ini besar kemungkinan tegangan air pori negatif akan kembali "terdisipasi" kembali ke tegangan hidrostatik. Dan saat dipukul kembali akan dapat tembus! Benarkan demikian? Adakah pengalamannya?
Ada! Itu yang saya lakukan pada tahun 1992-93 (kalau tidak salah ingat tahunnya), yaitu pada pemancangan pondasi di proyek apartemen Pavillion Park di Jalan KH Mas Masyhur, Jakarta. Kebetulan saat itu saya adalah perancang pondasi nya dan sekaligus sebagai pengawas geoteknik di lapangan. Saat itu saya sering turun sendiri di lapangan. Dan dengan penundaan sehari berhasil menembus lapisan tipis berketebalan sekitar 0.8 - 1.20 m, tanpa preboring!
Salam GeoTeknik Lestari - Mari Maju Bersama (MMB)
GTL, 221211 - 17:38WIB