Orang belajar geoteknik tidak harus melalui pendidikan formal. Tidak harus lulus S2 dan S3. Bahkan tidak harus lulus S1 Sipil. Mau contoh? Ada seorang sepuh pendiri HATTI bernama Ir. Benny Kumara, beliau lulusan Fisika Bangunan ITB, ahli akustik. Lama menjadi dosen Fisika Bangunan di Universitas Tarumanagara. Beliau belajar Geoteknik sendiri (otodidak) dan berhasil. Beliau adalah pemilik PT. Sofoco, satu perusahaan penyelidikan tanah yang cukup terkenal di Indonesia dannsudah beroperasi sejak 1965an.
Pengalaman saya pribadi mengajarkan bahwa dalam belajar, yang paling penting adalah syarat berikut:
1. Punya tujuan (mau belajar apa dan untuk apa)
2. Menentukan arah dan jalan yang akan ditempuh (berjalan tanpa arah bisa tersesat)
3. Kemauan keras untuk terus belajar.
4. Tidak mudah menyerah.
5. Membuka mata dan telinga.
6. Bersikap kritis untuk memeriksa diri apakah kita memang sudah benar mengerti.
7. Tak malu bertanya.
8. Bersikap mencari, menggali dan bukan menunggu.
9. Jangan cepat membantah dan mengatakan: "Ah itu mah gua sudah tahu!" Kata kata itu akan membutakan mata kita sendiri.
10. Invest waktu dan uang!!
11. Melawan kemalasan diri sendiri!!
Intinya harus selalu belajar mendidik diri sendiri. Lalu dari mana kita belajar di luar pendidikan formal? Belajar bisa dari:
1. Membaca buku text
2. Membaca makalah
3. Seminar
4. Webinar
5. Pelatihan
6. Proyek (mengamati/menganalisa)
7. Sesama teman, atasan, mandor, dan bahkan tukang.
8. Mencari mentor yang berpengalaman.
9. Sekarang bisa dari Youtube!!
Tentunya perlu modal, apa modalnya?? Ya, itu syarat no 10. Modal waktu dan uang!!
Sekalipun belajar dari youtube kan perlu modal waktu dan modal duit untuk beli pulsa!!
Jangan pelit dalam invest beli buku dan ikut pelatihan! Itu bukan hemat rapi pelit!!! Pelit itu menghambat kemajuan.
Sharing saja:
Saya bisa mencapai level pengertian yang yah...yang kata orang namanya ahli geoteknik (ups.... masih banyak yang perlu dan mau saya pelajari) itu juga sudah invest sejak 1982. Invest waktu, invest duit beli buku, ikut konprensi nasional dan internasional.
Sejak 1982 saya menerapkan prinsip, saya pakai ilmu untuk cari uang. Sebagian uang itu saya kembalikan ke otak saya, artinya: diinvestkan untuk beli buku, ikut pelatihan, seminar dan konprensi (dulu tak ada webinar). Jadi singkatnya ilmu saya harus menaikkan penghasilan saya. Lalu sebagian duit saya harus saya investkan kembali ke otak saya untuk menaikkan ilmu saya. Dan itu saya jalankan sampai hari ini sejak 1982.
Demikian sekedar sharing di siang hari ini.
Salam geoteknik,
GTL, 211213